Wednesday, October 31, 2007

Jika Tetangga Anda adalah Seorang Pencemburu Sosial yang "Rese".

Lumos!.

Dalam kehidupan bermasyarakat kita tentunya tinggal dalam suatu kelompok masyarakat tertentu yang memiliki karakteristik dan budaya yang berbeda-beda. Terkadang berbagai intrik sosial dapat muncul begitu saja ke permukaan tanpa terkendali hanya karena suatu masalah kecil. Kecemburuan sosial sering menimbulkan crash dalam masyarakat. Melihat tetangga beli ini hati terbakar dan berusaha menjelek-jelekkan atau melakukan tindakan yang mendeskriditkan.

Manusia sebagai makhluk sosial yang tentunya memiliki insting alamiah untuk berkumpul dalam satu kelompok haruslah mampu mengelola dan mengembangkan kecerdasan sosialnya. Kelapangan hati dan rasa saling menghormati merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan lingkungan yang tenteram.

Perkembangan kehidupan manusia yang semakin pesat di masa sekarang ini dapat menimbulkan persaingan dalam masyarakat. Banyak orang berlomba-lomba untuk mendapatkan status sosial yang dinilai terhormat dalam masyarakat. Tapi sayangnya, ada sebagian dari kita belum bisa menerima akan keberhasilan yang didapat orang lain. Dimanapun kita tinggal pasti (bukannya saya su’udhon) akan kita temui orang-orang dengan karakter ”unik”(-baca rese) yang seringkali mengusik ketentraman. Mulai dari bisik-bisik, sindiran miring, hingga semprotan kata-kata pedas bisa saja kita terima tanpa satu alasan yang jelas. Tapi satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa kebenaran akan muncul seiring dengan berjalannya waktu. Tidak perduli seberapa ”rese-nya” tetangga kita, kalau kita berada pada jalur yang benar pasti suatu saat kita juga akan diakui oleh masyarakat bahwa kita berada pada jalur yang benar. Dari sini kunci kedua dalam menghadapi tetangga yang rese adalah kesabaran.

Kesabaran bukan berarti diam saja atas semua hal buruk yang ditimpakan pada kita tanpa alasan yang jelas. Kesabaran adalah kemampuan untuk menjaga harga diri kita di mata orang lain. Tunjukkan bahwa kita adalah orang yang memiliki kepribadian yang baik dan memiliki kecerdasan sosial yang dapat diperhitungkan.

Untuk menghadapi tetangga yang rese memang dibutuhkan suatu kematangan emosional dan kedewasaan dalam berpikir. Jangan sampai kita ikut-ikutan menjadi rese untuk membalas mereka. Biarkan rasa kasih sayang kita meluluhkan setiap jiwa yang berada di sekitar kita. Emosi memang terkadang bisa tak terkendali tapi tetaplah mencoba menjadi orang yang cool. Suatu saat pasti akan ada perubahan, tapi jika hingga titik tertentu tidak ada perubahan tentunya kita harus mulai memikirkan langkah selanjutnya yang bisa membuat mereka jera. Tidak perlu repot-repot menyusun rencana, cobalah untuk menurunkan tingkat interaksi Anda dengan mereka, karena berdasarkan sebuah penelitian disimpulkan bahwa masa depan kita dapat kita lihat dari orang-orang yang paling sering bersama dengan kita. Berkumpul dengan orang-orang yang rese hanya akan mengerdilkan jiwa kita. Carilah kegiatan atau interaksi sosial yang lebih bermutu. Mungkin untuk sementara waktu Anda bisa mendapatkan cap atau sindiran ini itu dari mereka, tapi tetaplah berlalu dengan keyakinan dalam diri Anda. Suatu saat Anda akan mengalami ”anjing berhenti mengonggong karena kafilah tak pernah memperhatikannya.”

Dari sisi sosiologi persaingan dalam masyarakat merupakan suatu hal yang sangat alamiah, ini merupakan salah satu bentuk ”seleksi alam” . Yang bisa bertahan adalah individu yang dapat dengan cepat mengadaptasikan diri dengan keadaan yang berubah dengan cepat. Oleh karena itu, persaingan yang harus kita kembangkan adalah persaingan yang sehat, bukan semata-mata untuk memenuhi hasrat keserakahan dalam diri manusia saja. Karena sungguh bumi ini cukup untuk menghidupi seluruh makhluk yang hidup didalamnya tetapi tak akan pernah cukup untuk memenuhi keinginan seorang manusia serakah.

Persaingan sehat akan meningkatkan kesejahteraan umat manusia, persaingan yang kotor hanya akan menimbulkan kecemburuan sosial dan rasa tidak tenteram dalam menjalani hidup. Jadi buat Anda yang punya tetangga rese (seperti yang pernah saya alami) janganlah ragu untuk bertindak sesuai prinsip dan keyakinan Anda. Akhir kata mungkin prinsip dalam logo Hogwarts Witchcraft And Wizardry School “Draco Dormiens Nunquam Titilandus” ( Jangan Pernah Mencoba Mengganggu Naga Yang Sedang Tidur) bisa Anda terapkan untuk menghadapi "keresean" tetangga Anda..

Nox!.


No comments: