Wednesday, October 31, 2007

Idul Fitri 1428 H

Tanggal 12 Oktober 2007

Allahu akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walilla ilham

Hari ini Idul Fitri tahun 1428 Hijriyah. Tampak berbeda dengan Idul Fitri tahun-tahun sebelumnya. We just stay at home together. Kali ini kami sekeluarga tidak pergi kemanapun, tapi ternyata justru bisa merasakan arti Idul Fitri dengan lebih baik, tidak disibukkan dengan kegiatan duniawi yang cenderung mengikis rasa dan makna Idul Fitri itu sendiri.

Pagi-pagi kami sudah bersiap diri untuk akhirnya menuju ke tempat sholat Id. Sampai di sana sudah banyak sekali orang yang datang dan nampaknya tempat sudah penuh, akhirnya kami dapet tempat juga, cukup nyaman di pagi yang cerah. Setelah beberapa waktu sholat dimulai, dan aku merasa sangat terharu sampai tak kuasa untuk menahan tangisku. Aku merasa bahwa Tuhan sangat sayang kepada umatnya hingga Ia dengan kemurahan-Nya selalu memberikan kesempatan bagi kami untuk membenahi diri, untuk kembali mencari siapa diri kami yang sebenarnya, untuk kembali menjadi manusia yang baru setelah menjalani kehidupan dunia yang penuh dengan dosa dan kekhilafan selama 11 bulan yang lalu. Selain itu aku juga merasa sangat malu karena selama ini aku selalu meminta disaat yang sulit dan meninggalkan-Nya disaat yang senang. Aku malu karena Tuhan sudah sangat Pemurah dan menyayangi kami tapi aku selalu mengabaikan nikmat-Nya itu. Aku sangat malu terhadap diriku sendiri, begitu Maha Pemurah nya Ia sehingga kami bisa menjalani kehidupan pada saat ini dengan cukup. Aku merasa sangat kecil dan tiada berharga di hadapan-Nya jika mengingat kembali seluruh rasa berbangga diri yang kerap datang di benakku. Betapa malunya aku ketika berada di hadapan-Nya pagi ini dengan limpahan rahmat dari-Nya yang tiada pernah bisa dihitung dengan akal pikiran. Semoga dapat selalu merasa malu kepada-Nya hingga akhir hayatku.

Sholat Id dilanjutkan dengan khotbah yang isinya MasyaAllah begitu padat menyiratkan keadaan umat muslim saat ini. Astaghfirullah begitu buruknya keadaan kami sehingga dengan mudahnya tergilas roda di era informasi ini. Imam memberikan wejangan bahwa di saat ini umat muslim menghadapi tiga permasalahan yang sangat riskan yaitu kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Ketiga hal tersebut menjadi penyebab utama mengapa seorang muslim tidak bisa berdiri tegak di kancah percaturan kehidupan saat ini. Di masa sekarang ini seorang muslim haruslah mampu menunjukkan eksistensi dirinya dengan kecemerlangan akidah dan juga profesionalisme yang tinggi sehingga mampu menjadi muslim yang tangguh. Kemiskinan membuat kita berkubang dalam kebodohan dan akhirnya menyeret kita dalam keterbelakangan. Sehingga mulai dari saat ini kaum muslimin harus berjihad dengan metode baru. Berjihad dengan jalan menegakkan harga dirinya di dalam kehidupan, berjuang untuk bisa sejajar dengan umat lainnya. Salah satu jalannya adalah mengatasi kemiskinan dan kefakiran kita. Jangan sampai kemiskinan menggerogoti jiwa kita dan mengirim kita ke lembah keterbelakangan. Baik di dalam Al Qur’an sendiri maupun di dalam hadist Allah telah menjelaskan bahwa seorang muslim hendaklah bisa berdiri di atas kemampuannya sendiri dan sebaik-baiknya makanan adalah makanan yang kita hasilkan dari hasil kerja kita sendiri. Nabi sendiri sering bersabda bahwa kita tidak boleh meninggalkan keturunan kita dalam keadaan lemah baik secara spiritualitas maupun lemah secara finansial. Lemah secara spiritualitas menjadikan kita umat yang tidak memiliki akhlak yang baik Lemah secara finansial membuat keyakinan kita mudah terombang-ambing di dunia yang keras saat ini. Untuk itu jadilah muslim yang kaya, kaya iman, kaya hati, dan kaya harta sehingga kita selalu dapat mensyukuri nikmat-Nya dalam keadaan yang bahagia dan selalu bisa berbagi kebahagiaan dengan sesama.

Allahu akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walilla ilham

No comments: