Wednesday, October 31, 2007

Seminar IT Solo Ready!

Kemaren ini aku ma San anak TI06 pergi ke Mata Design & Digital Printing buat ngajuin proposal kegiatan IT Solo Ready yang rencananya mendatangkan pembicara tingkat nasional yang pastinya dah familiar banget di telinga anak-anak IT, yang nggak lain adalah Bapak Onno W.Purbo. Wah seneng banget akhirnya bisa ngadain seminar tingkat nasional dengan pembicara yang keren. Rencananya bakalan ada seminar yang membahas tentang VoIP gitu. Di Mata tadi mbak-nya yang jaga dah ngasih tau kalau proposal bakalan secepatnya dimasukin bagian marketing gitu. Jumat besok dah bisa dikontak buat hasilnya, dan yang jelas Mata bisa jadi sponsor yang jitu buat Pubdekdok, soale Mata Studio itu dah cukup terkenal di kota Solo. Hehehe enak juga sih ikutan kegiatan kayak gini. Kemaren aku sempet nggak percaya kalau bisa datengin Pak Onno. Anak-anak angkatan 06 emang bener-bener keren abis deh,semangat dari pengurus menjadi bekal hebat buat ngadain acara ini. Tempate di aula gedung baru dan gedung UKM lantai2. Semoga acara yang rencananya bakal diadain tanggal 24 November ini bisa berjalan dengan lancar . Amin.



Jika Tetangga Anda adalah Seorang Pencemburu Sosial yang "Rese".

Lumos!.

Dalam kehidupan bermasyarakat kita tentunya tinggal dalam suatu kelompok masyarakat tertentu yang memiliki karakteristik dan budaya yang berbeda-beda. Terkadang berbagai intrik sosial dapat muncul begitu saja ke permukaan tanpa terkendali hanya karena suatu masalah kecil. Kecemburuan sosial sering menimbulkan crash dalam masyarakat. Melihat tetangga beli ini hati terbakar dan berusaha menjelek-jelekkan atau melakukan tindakan yang mendeskriditkan.

Manusia sebagai makhluk sosial yang tentunya memiliki insting alamiah untuk berkumpul dalam satu kelompok haruslah mampu mengelola dan mengembangkan kecerdasan sosialnya. Kelapangan hati dan rasa saling menghormati merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan lingkungan yang tenteram.

Perkembangan kehidupan manusia yang semakin pesat di masa sekarang ini dapat menimbulkan persaingan dalam masyarakat. Banyak orang berlomba-lomba untuk mendapatkan status sosial yang dinilai terhormat dalam masyarakat. Tapi sayangnya, ada sebagian dari kita belum bisa menerima akan keberhasilan yang didapat orang lain. Dimanapun kita tinggal pasti (bukannya saya su’udhon) akan kita temui orang-orang dengan karakter ”unik”(-baca rese) yang seringkali mengusik ketentraman. Mulai dari bisik-bisik, sindiran miring, hingga semprotan kata-kata pedas bisa saja kita terima tanpa satu alasan yang jelas. Tapi satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa kebenaran akan muncul seiring dengan berjalannya waktu. Tidak perduli seberapa ”rese-nya” tetangga kita, kalau kita berada pada jalur yang benar pasti suatu saat kita juga akan diakui oleh masyarakat bahwa kita berada pada jalur yang benar. Dari sini kunci kedua dalam menghadapi tetangga yang rese adalah kesabaran.

Kesabaran bukan berarti diam saja atas semua hal buruk yang ditimpakan pada kita tanpa alasan yang jelas. Kesabaran adalah kemampuan untuk menjaga harga diri kita di mata orang lain. Tunjukkan bahwa kita adalah orang yang memiliki kepribadian yang baik dan memiliki kecerdasan sosial yang dapat diperhitungkan.

Untuk menghadapi tetangga yang rese memang dibutuhkan suatu kematangan emosional dan kedewasaan dalam berpikir. Jangan sampai kita ikut-ikutan menjadi rese untuk membalas mereka. Biarkan rasa kasih sayang kita meluluhkan setiap jiwa yang berada di sekitar kita. Emosi memang terkadang bisa tak terkendali tapi tetaplah mencoba menjadi orang yang cool. Suatu saat pasti akan ada perubahan, tapi jika hingga titik tertentu tidak ada perubahan tentunya kita harus mulai memikirkan langkah selanjutnya yang bisa membuat mereka jera. Tidak perlu repot-repot menyusun rencana, cobalah untuk menurunkan tingkat interaksi Anda dengan mereka, karena berdasarkan sebuah penelitian disimpulkan bahwa masa depan kita dapat kita lihat dari orang-orang yang paling sering bersama dengan kita. Berkumpul dengan orang-orang yang rese hanya akan mengerdilkan jiwa kita. Carilah kegiatan atau interaksi sosial yang lebih bermutu. Mungkin untuk sementara waktu Anda bisa mendapatkan cap atau sindiran ini itu dari mereka, tapi tetaplah berlalu dengan keyakinan dalam diri Anda. Suatu saat Anda akan mengalami ”anjing berhenti mengonggong karena kafilah tak pernah memperhatikannya.”

Dari sisi sosiologi persaingan dalam masyarakat merupakan suatu hal yang sangat alamiah, ini merupakan salah satu bentuk ”seleksi alam” . Yang bisa bertahan adalah individu yang dapat dengan cepat mengadaptasikan diri dengan keadaan yang berubah dengan cepat. Oleh karena itu, persaingan yang harus kita kembangkan adalah persaingan yang sehat, bukan semata-mata untuk memenuhi hasrat keserakahan dalam diri manusia saja. Karena sungguh bumi ini cukup untuk menghidupi seluruh makhluk yang hidup didalamnya tetapi tak akan pernah cukup untuk memenuhi keinginan seorang manusia serakah.

Persaingan sehat akan meningkatkan kesejahteraan umat manusia, persaingan yang kotor hanya akan menimbulkan kecemburuan sosial dan rasa tidak tenteram dalam menjalani hidup. Jadi buat Anda yang punya tetangga rese (seperti yang pernah saya alami) janganlah ragu untuk bertindak sesuai prinsip dan keyakinan Anda. Akhir kata mungkin prinsip dalam logo Hogwarts Witchcraft And Wizardry School “Draco Dormiens Nunquam Titilandus” ( Jangan Pernah Mencoba Mengganggu Naga Yang Sedang Tidur) bisa Anda terapkan untuk menghadapi "keresean" tetangga Anda..

Nox!.


Java Matrix


Ini koding pembuatan matriks segitiga di Java Rek!!!
//program untuk membuat matriks segitiga dengan

// elemen yang merupakan perkalian elemen i dan j-nya
public class MatriksSegitiga {
public static void main (String [] args) {
int matrix [] [] = new int [5][];
for (int i=0;i<5;i++)
{
matrix[i]=new int [i+1];

for (int j=0;j { matrix [i] [j] = i*j;
System.out.print (matrix[i][j]+ " ");
}

System.out.println();
}
}
}

Nah kalo dikompile truz dijalanin bakalan kayak gini asile:




Anak Pintar Di Kelas Jadi Anak Buah Anak Pintar Di “Jalanan”.

Di suatu sore yang cerah, di dalam bus yang penuh sesak tiba-tiba kudengar percakapan di bawah ini. Ya bukan maksudku nguping, abis yang cerita keras banget sih, jadi otomatis kedengeran. Hehehehe

A: ”Bos C emang susah diajak bicara dan juga merenggut sebagian hak-hak karyawan. Beda dengan Bos A yang meminta setiap karyawan untuk selalu menyampaikan keluhannya jika ada sesuatu yang mengganjal hati sehingga akhirnya dapat mengurangi produktivas kerja.”
B: “Emang benar, masa kita Cuma digaji 15000 setelah kerja dari pukul 9 pagi sampai 5 sore tanpa tambahan uang transport dan makan”
A: “Kita perlu mengadakan usulan ke Bos C, ini nggak bisa dibiarin. Hak-hak karyawan telah terenggut dan kita udah nggak bisa diem aja.”
B: ”Tapi apa kita mampu, bukannya kita tidak punya pekerjaan lain selain ini. Bagaimana dengan kehidupan kita nantinya , kita tidak punya pilihan lain selain ini. Tadi pagi aku sudah kena semprot Bos C hanya soal merapikan barang di gudang tadi, dan saat dia marah-marah aku sempat menjawab kata-katanya. Akhirnya aku malah kena marah dan diancam untuk dikeluarkan. Aku nggak mau ambil resiko lagi.”
B: ”Harapan kita hanya pada Bos A. Semoga dia bisa selalu melindungi hak-hak kita.Tapi secara kekuasaan Bos A kalah dengan Bos C, jadi hal itu membuat Bos A juga tidak bisa ikut campur terlalu banyak pada urusan pabrik.”
A: ”Kalau begitu kenapa kita nggak protes aja sendiri pada Bos C”
B: ”Aku ini sudah tua dan nggak mau lagi ngambil resiko. Kalau aku dikeluarin pabrik mana yang mau nerima orang tua kayak aku.”


Percakapan diatas kudengar dengan jelas saat naik bus sepulang kuliah. Suatu fenomena yang sering dijumpai dalam dunia kerja para pekerja pabrik. Dengan gaji yang minim (memenuhi kriteria UMR) mereka bekerja dengan keras untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, selama 300 hari setahun. Mereka bekerja 300 hari pertahun dengan harapan bisa mendapatkan THR 300.000 saat hari raya. Sistem THR yang didasarkan pada jumlah hari kerja karyawannya.

Indonesia sangat kaya dengan tenaga kerja dengan upah rendah. Hampir sebagian rakyat bekerja dalam kuadran E dan S. Banyak dari mereka bekerja dengan sangat keras setiap harinya dan makin keras untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mencekik leher. Mungkin memang karena pengetahuan finansial mereka yang masih sangat kurang. Sesuai pendapat Robert T.Kiyosaki banyak dari mereka yang tidak mengetahui perbedaan aset dan liabilitas. Sehingga setiap harinya jam 8.00 sekumpulan perempuan – perempuan berusia muda memenuhi angkot yang kutumpangi, sambil berceloteh tentang keseharian, mereka siap untuk bekerja full day hari itu. Dan saat jam 5.00 mereka kembali memenuhi bis pedesaan yang aku tumpangi juga dengan keletihan yang jelas tergambar di wajah-wajah muda mereka.

Pemandangan yang jelas itu membuat aku semakin berpikir keras bagaimana agar aku tidak memiliki nasib seperti mereka. Bangku kuliah yang telah aku jalani selama ini mungkin telah memberikan suatu nilai plus, tetapi tanpa bekal melek finansial, manajemen komunikasi dan manajemen sistem yang baik, tentunya akan sama saja dengan kebohongan besar. Banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak bisa mendapatkan kenyamanan finansial seperti yang diharapkan oleh setiap orang yang menaiki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Ada satu ungkapan yang saya sukai dari Rich Dad’s Poor Dad yaitu ”Pendidikan di sekolah memang penting, tetapi jalanan adalah guru yang terbaik.” Memang benar adanya bahwa pendidikan nyata dari setiap insan dimulai saat ia keluar dari sistem sekolah. Saat itu akan terbukti bahwa manusia dengan bekal melek finansial akan lebih bisa menjalani hidup dengan baik dan mendapatkan posisi kenyamanan finansial dengan lebih cepat, nggak ada hubungannya dengan bekal nilai akademik yang selangit. Membuatku semakin pengin untuk terjun ke ”jalanan” setelah membaca seri buku Rich Dad’s Poor Dad. Mengapa anak dengan potensi akademis tinggi bisa dikalahkan oleh anak yang biasa-biasa saja di bangku sekolah tapi punya IQ finansial yang tinggi.

Hal ini menjawab semua pertanyaan besar yang menggantung di pikiranku selama ini. Anak- anak dengan potensi akademik yang tinggi memiliki kecerdasan dalam Fact Finder sementara anak-anak yang dicap memiliki kegagalan di kelas memiliki potensi yang sangat besar dalam Quick Start. Anak-anak dengan potensi akademik tinggi melihat masa lalu, fakta, dan data-data untuk memecahkan suatu masalah. Sementara itu anak dengan kemampuan Quick Start melihat dengan imajinasi, menciptakan trend baru dan berpandangan visi ke depan dalam memecahkan suatu masalah. Mereka memiliki kekuatan yang penuh untuk memulai sesuatu tetapi memiliki kelemahan dalam hal menyelesaikan pekerjaan. Sementara Fact Finder bermasalah dalam memulai tetapi memiliki kelebihan dalam menyelesaikan, hal inilah yang bikin anak pintar di kelas bisa jadi anak buah dari anak tidak pintar di kelas. Banyak hal memang sangat bertolak belakang. Secara teknis banyak yang menunjukkan bahwa aku adalah seorang Fact Finder, dan itulah yang membuat aku dapat mengikuti sistem sekolah dengan cukup baik, tapi di lapangan aku bukan seorang star. Membuat saya berpikir keras bagaimana saya bisa berpindah kuadran tanpa harus mengingkari karunia Fact Finder yang telah diberikan oleh Tuhan kepada saya, karena saya yakin dengan potensi Fact Finder tersebut Tuhan telah menggariskan garis kehidupan saya. Saya nggak mau lagi merasa kurang hanya karena saya memiliki Fact Finder yang lebih daripada potensi lain.

Idul Fitri 1428 H

Tanggal 12 Oktober 2007

Allahu akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walilla ilham

Hari ini Idul Fitri tahun 1428 Hijriyah. Tampak berbeda dengan Idul Fitri tahun-tahun sebelumnya. We just stay at home together. Kali ini kami sekeluarga tidak pergi kemanapun, tapi ternyata justru bisa merasakan arti Idul Fitri dengan lebih baik, tidak disibukkan dengan kegiatan duniawi yang cenderung mengikis rasa dan makna Idul Fitri itu sendiri.

Pagi-pagi kami sudah bersiap diri untuk akhirnya menuju ke tempat sholat Id. Sampai di sana sudah banyak sekali orang yang datang dan nampaknya tempat sudah penuh, akhirnya kami dapet tempat juga, cukup nyaman di pagi yang cerah. Setelah beberapa waktu sholat dimulai, dan aku merasa sangat terharu sampai tak kuasa untuk menahan tangisku. Aku merasa bahwa Tuhan sangat sayang kepada umatnya hingga Ia dengan kemurahan-Nya selalu memberikan kesempatan bagi kami untuk membenahi diri, untuk kembali mencari siapa diri kami yang sebenarnya, untuk kembali menjadi manusia yang baru setelah menjalani kehidupan dunia yang penuh dengan dosa dan kekhilafan selama 11 bulan yang lalu. Selain itu aku juga merasa sangat malu karena selama ini aku selalu meminta disaat yang sulit dan meninggalkan-Nya disaat yang senang. Aku malu karena Tuhan sudah sangat Pemurah dan menyayangi kami tapi aku selalu mengabaikan nikmat-Nya itu. Aku sangat malu terhadap diriku sendiri, begitu Maha Pemurah nya Ia sehingga kami bisa menjalani kehidupan pada saat ini dengan cukup. Aku merasa sangat kecil dan tiada berharga di hadapan-Nya jika mengingat kembali seluruh rasa berbangga diri yang kerap datang di benakku. Betapa malunya aku ketika berada di hadapan-Nya pagi ini dengan limpahan rahmat dari-Nya yang tiada pernah bisa dihitung dengan akal pikiran. Semoga dapat selalu merasa malu kepada-Nya hingga akhir hayatku.

Sholat Id dilanjutkan dengan khotbah yang isinya MasyaAllah begitu padat menyiratkan keadaan umat muslim saat ini. Astaghfirullah begitu buruknya keadaan kami sehingga dengan mudahnya tergilas roda di era informasi ini. Imam memberikan wejangan bahwa di saat ini umat muslim menghadapi tiga permasalahan yang sangat riskan yaitu kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan. Ketiga hal tersebut menjadi penyebab utama mengapa seorang muslim tidak bisa berdiri tegak di kancah percaturan kehidupan saat ini. Di masa sekarang ini seorang muslim haruslah mampu menunjukkan eksistensi dirinya dengan kecemerlangan akidah dan juga profesionalisme yang tinggi sehingga mampu menjadi muslim yang tangguh. Kemiskinan membuat kita berkubang dalam kebodohan dan akhirnya menyeret kita dalam keterbelakangan. Sehingga mulai dari saat ini kaum muslimin harus berjihad dengan metode baru. Berjihad dengan jalan menegakkan harga dirinya di dalam kehidupan, berjuang untuk bisa sejajar dengan umat lainnya. Salah satu jalannya adalah mengatasi kemiskinan dan kefakiran kita. Jangan sampai kemiskinan menggerogoti jiwa kita dan mengirim kita ke lembah keterbelakangan. Baik di dalam Al Qur’an sendiri maupun di dalam hadist Allah telah menjelaskan bahwa seorang muslim hendaklah bisa berdiri di atas kemampuannya sendiri dan sebaik-baiknya makanan adalah makanan yang kita hasilkan dari hasil kerja kita sendiri. Nabi sendiri sering bersabda bahwa kita tidak boleh meninggalkan keturunan kita dalam keadaan lemah baik secara spiritualitas maupun lemah secara finansial. Lemah secara spiritualitas menjadikan kita umat yang tidak memiliki akhlak yang baik Lemah secara finansial membuat keyakinan kita mudah terombang-ambing di dunia yang keras saat ini. Untuk itu jadilah muslim yang kaya, kaya iman, kaya hati, dan kaya harta sehingga kita selalu dapat mensyukuri nikmat-Nya dalam keadaan yang bahagia dan selalu bisa berbagi kebahagiaan dengan sesama.

Allahu akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walilla ilham

Thursday, October 4, 2007

Asistensi Java TK06

Hari ini untuk kedua kalinya asistensi Java buat anak TK 06. Materi dah nyampe Array. Tadi kita nyoba-nyoba koding buat penulisan Array satu dimensi dan juga dua dimensi.
Nah ini adalah kodingnya
##part 1
public class ArraySample
{
public static void main( String[] args )
{
int ages[]=new int[100];
for( int i=0; i System.out.println(ages[i]); }
}
}
Keterangan:
Nama dari class ini adalah ArraySample. Didalamnya kita deklarasikan sebuah array yang bersifat satu dimensi dengan nama ages yang bertipe integer. Isi dari array ages tersebut adalah seratus bilangan integer baru dan karena kita tidak mendefinisikan isi dari array tersebut maka komputer secara default akan memberikan nilai 0 (nol) untuk isi dari array ini. Hal ini dikarenakan variabelnya bertipe numerik.
Sekarang masuk ke perulangan dengan sintaks for loop

for( int i=0; i System.out.println(ages[i]); }

Statement looping diatas memiliki statement syarat yang berada di dalam tanda kurung dimana perulangan akan dilakukan jika variabel i nilainya masih kurang dari panjang array ages.
Dalam perulangan tersebut sistem akan menuliskan elemen array ages dalam satu baris tunggal.
Koding length berfungsi untuk menghitung jumlah elemen array.

##part 2
public class ArraySample
{
public static void main( String[] args ){
int ages[]=new int[20];
for( int i=0; i i++;
System.out.print(ages[i]);
}
}
}
Keterangan:
Sekilas mungkin koding diatas sama dengan yang sebelumnya tetapi disana ada penambahan satement yang dieksekusi dalam perulangan yaitu statement i++;
Lalu apa bedanya? Bedanya saat dieksekusi program akan menampilkan elemen array yang lebih sedikit karena disana terdapat dua syarat yang harus dipenuhi yaitu syarat pada statement for-nya sendiri dan juga syarat dalam statement perulangan yang harus dieksekusi. Jadi bisa dikatakan untuk yang kedua ini kita nulisnya lompat dua-dua, so hasile nanti lebih sedikit dari yang ##part1 tadi.

##part3

public class TestArray{
public static void main( String args[] )
{
int penghasilan[]={150000, 175000, 200000, 200000,150000,180000, 175000, 160000, 140000, 150000, 165000, 170000 };
int jumlah=0;
float rerata;
for (int i=0; ijumlah=jumlah+penghasilan[i];}
rerata=(float)jumlah/penghasilan.length;
System.out.println("Rerata pendapatan:"+rerata);
System.out.println("jumlahbulan :"+penghasilan.length);
}
}

Ini array satu dimensi yang elemennya udah ditentukan.Koding diatas digunakan untuk menghitung rata-rata gaji seseorang dalam 12 bulan.Untuk menghitung rerata rumusnya adalah jumlah semua elemen dibagi dengan banyaknya elemen. Nah, untuk meyimpan hasil penjumlahan semua elemen dideklarasikan sebuah variabel dengan nama jumlah dan tipe integer. sementara itu rerata menggunakan variabel rerata dengan tipe float.Untuk pembaginya diambil dari panjang array dengan menuliskan kode length. Hasil dari pencarian rerata ini dikonversi ke bentuk float atau pecahan dengan koding:
rerata=(float)jumlah/penghasilan.length;
Kalao udah tinggal ditampilin dengan System.out.println deh.