Monday, May 26, 2008

Keinget Jaman Dulu karena Andrea Hirata

Semua orang sekarang pastinya tahu dunk novel tetraloginya Andrea Hirata yang judulnya Laskar Pelangi. Yupz.. buku yang sangat membuat banyak orang terkesan, diceritakan dengan begitu indah. Alur dan penyampaian ceritanya memikat.. Dan yang jelas itu mengambarkan sebuah keadaan yang bisa saja terjadi dan dialami oleh siapa saja dalam kehidupan ini...

Dalam buku pertama itu ada sebuah kisah yang sangat membuat aku teringat kembali masa kecilku dulu... Kisah disaat sepuluh anggota Laskar Pelangi bersekolah di sebuah SD Muhammadiyah dengan kondisi yang mengenaskan (potret pendidikan negeri ini memang belum tercetak dengan kualitas yang sejernih dari printer Epson Photo Stylus kali ya).

Jangankan di bagian luar pulau Jawa (seperti yang diceritakan di novel tersebut yang settingnya di Belitong) di Jawa pun yang terkenal dengan pulau dengan penduduk terbesar di Indonesia masih banyak dijumpai sekolah-sekolah yang kondisinya nggak jauh beda dengan kisah yang diceritakan dalam buku pertama (laskar Pelangi itu).

Jaman aku SD dulu (di SD Muhammadiyah juga) kondisinya benar-benar nggak jauh beda dengan sekolah SD Muhammadiyahnya si Mahar, Ikal, dkk. Benar-benar sederhana. Tapi benar-benar masa SD yang mengesankan karena justru dengan kesederhanaan itu kami dididik dengan baik..

Kondisi sekolah kami dulu sangat sederhana.. setiap musim semi kami harus terbiasa dengan ulat-ulat daun jati yang bertebaran dengan riang gembira di seluruh sudut kelas..., setiap musim hujan harus kehujanan karena banyak genteng yang bocor... lapangan yang becek, dan paling parah adalah bau kotoran babi yang sangat mengganggu kenyamanan KBM. Yaaaa babi, didekat SD kami dulu berdiri sebuah peternakan babi yang cukup besar... setiap kali angin berembus yang kami rasakan adalah sangat menderita karena bau yang saangat menyengat.... Meskipun protes waga terus mengalir nampaknya sang pngusaha tidak bergeming dengan semua yang protes itu... Akhirnya seringkali kami mendapat pelajaran outdoor... belajar di halaman sekolah yang juga dipayungi beberapa pohon jati yang ulatnya siap merambat ke jilbab maupun baju seragam kami.... Pada akhirya seringkali terdengar pekikan anak-anak perempuan yang terkena ulat.... (baik ulat yang bener-bener jatuh dari pohon ato ulat yang dilemparkan oleh sekelompok anak laki-laki yang senan berulah..)..

Untungnya keadaan yang seperti itu tidak berlangsung lama... beberapa bulan kemudian sang pengusaha babi gulung tikar karena derasnya protes warga.. kemudian ada banyak bantuan untuk perbaikan sarana dan prasarana...

9tahun kemudian....

Saat kulewati SD ku yang dulu sudah tak tersisa lagi gedung yang dulu berdiri dengan kesederhanaannya di atas tanah yang cukup luas itu... Dua buah gedung bertingkat mengganikan kesederhanaan itu,, lapangan yang bagus, kantin yang memadai dan berbagai fasilitas lain... Memang patut disyukuri... Dibanding dengan dulu kala... sekarang jauh lebih baik. Sekarang banyak murid bersekolah di sana , sementara dulu hanya ada sekitar 18 orang murid saja... sangat jauh dibanding beberapa SD favorit yang sampai membuka 2 sampai 3 kelas dalam satu angkatan) dan mengingat SD yang berdiri itu berada dalam lingkungan yang sangat padat penduduk..

Kemaren aku lihat banyak sekali murid yang menuntut ilmu disana.. Akhirnya dengan berjalannya waktu mutu pendidikannya dapat diterima oleh masyarakat , meskipun terkadang muncul masalah-masalah yang dapat menurunkan citra sekolah...

Sebuah perjalanan dari sekolah yang dulu sangat sederhana dengan murid yang di-underdog-kan hingga menjadi sekolah dengan fasilitas yang cukup memadai dan memiliki jmlah murid yang lumayan... Tapi apakah hanya berhenti sampai disitu? Seharusnya tidak, karena mutu sekolah tidak hanya ditentukan dari sarana prasarana yang dimiliki dan jumlah murid yang mendaftar tetapi juga oleh kualitas lulusannya...


No comments: