Operasi berjalan lancar, dan meskipun hanya dibius lokal nenek tidak pernah mengeluh terhadap rasa sakit yang dideritanya. Seperti biasa dia hanya berkata, ah nggak papa. Dan dengan mendapat 9 jahitan akhirnya tumor berhasil diangkat. Operasi tahap kedua dilaksanakan bulan depan, tapi juga harus tetap mempertimbangkan kondisi kesehatan nenek. Fase pemulihan pasca operasi ternyata lebih sulit daripada mas operasinya karena menurut nenek rasanya sungguh tidak enak, baru kali itulah aku lihat dia mengeluh... Mungkin karena luka jahitan itu yag mengganggu tidurnya saat malam hari, akhirnya dokter harus menambah jumlah obat tidurnya agak rasa sakitnya tidak begitu menyiksanya.
Untuk beberapa saat aku merasa aneh dengan semua hasil pemeriksaan dokter, nenek q oran yang sangat bergantung pada alam, hidup di pedesaan, tidak pernah terkena plusi udara sama sekali, dan gaya hidupnya juga sangat alami dan sederhana, bagaimana dia bisa terkena penyakit seperti ini? Aplagi juga tidak terdapat gen keluarga yang pernah mengalami penyakit ini... Setelah ditanyakan lebih lanjut, menurut pemeriksaan dokter ternyata semua ini akibat infeksi jarum suntik. Jarum suntik yang tidak steril yang digunakan oleh beberapa mantri dan bidan pedesaan yang sering dikunjungi nenek saat sakit rupanya telah menimbulkan dampak yang sangat mengerikan padanya. Memang sejak dulu nenek selalu minta disuntik kalau pergi ke dokter. Tapi tentunya sebagai seorang yang sudah tua beliau tidak tahu menau mengenai jarum suntik yang digunakan. Kebanyakan dari penduduk desa sangat mempercayai mantri mantri itu.
Dan karena semuanya sudah terjadi maka kami sekeluarga hanya bisa berdoa semoga nenek cepat sembuh. Serta tak lupa kami ucapkan terima kasih pada tim dokter yang telah menjalankan operasi dengan sangat baik. Juga istri pak dokter yang begitu baik merawat nenek karena teringat akan mertuanya yang kini sudah tiada.